Letusan Gunung Sinabung yang bermula pada awal Agustus 2013 lalu dan hingga kini belum juga ada tanda-tanda berhenti membuat sebagian warga masyarakat resah. Untuk menjawab keresahan masyarakat, khususnya yang tinggal di seputaran kaki Gunung Sinabung, maka baru-baru ini seorang pakar geolog asal Taneh Karo, yaitu Ir. Jonathan Tarigan telah melakukan sosialisasi kegunungapian Gunung Sinabung dibeberapa desa, diantaranya adalah desa Rimokayu, Batukarang, dan Sukatendel.
Seperti yang dituliskan oleh Ir. Jonathan Tarigan melalui lamaan Facebook, Gerakan Seribu Karo (Gebu Karo), menyebutkan bahwa ada tiga pertanyaan yang mendasar menyangkut rasa kekwatiran masyarakat yang kerap dipertanyakan kepadanya selama melakukan sosialisasi tersebut. Adapun pertanyaan-pertanyaan mendasar yang kerap dipertanyakan tersebut diantaranya adalah:
- Apakah akan terjadi letusan Gunung Sinabung yang dahsyat atau lebih besar dari letusan-letusan yang pernah terjadi selama ini?
- Apakah Gunung Sinabung dapat "Sontar" (Ambruk)?
- Kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus?
Atas tiga pertanyaan mendasar yang kerap dipertanyakan tersebut, pakar geolog Ir. Jonathan Tarigan memaparkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang disampaikan kepadanya melalui lamaan Facebook Gebu Karo. Adapun jawaban-jawaban yang disampaikan oleh Tarigan terkait dengan pertanyaan warga masyarakat yang sedang dilanda keresahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apakah akan terjadi letusan Gunung Sinabung yang dahsyat?
Jawab: Perlu diklarifikasi terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan letusan dahsyat itu. Dalam pemahaman ilmu kegunungapian (vulkanologi) menurut Jonathan Tarigan yang telah menggelutinya selama 30 tahun terakhir menyebutkan bahwa kedahsyatan letusan sebuah gunungapi ditentukan oleh tingkat kekuatan letusannya atau disebut juga dengan istilah 'Volcanic Explosivity Index/VEI'. Adapun tingkat kekuatan letusan gunung api tersebut, disebutkan memiliki skala antara 1 hingga 8 (1 adalah skala terkecil, sementara 8 adalah skala terbesar)
Menurut Jonathan bahwa Gunung Sinabung memiliki skala VEI : 2 (tergolong kecil) dengan tipe letusan stromboli. Menurutnya tinggi kolom letusan dari VEI 2 adalah lebih kecil dari 10 km. Hal ini dapat dibandingkan dengan letusan gunung api lainnya, misalnya letusan Gunung St Helen atau Pinatubo yang mencapai 30 km dengan material disemburkan lebih dari 100 kali lebih besar.
Dengan demikian, bila yang dimaksud bahwa letusan dahsyat Gunung Sinabung seperti Gunung Pinatubo di Pilipina pada tahun 1991 itu jelas sangat tidak mungkin, karena pergeseran dari VEI 2 ke VEI 4 atau VEI 5 belum pernah terjadi.
2. Apakah Gunung Sinabung dapat "Sontar" (Ambruk)?
Jawab: Tidak! Jika 'SONTAR' yang dimaksud sama dengan ambruknya Gunung St Helen di Amerika pada letusan Mei 1980.
3. Kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus?
Jawab: Para vulkanolog dari PVMBG Badan Geologi baru mengenal dan mempelajari karakteristik dan perilaku letusan Gunung Sinabung, sehingga tidak dapat dipastikan kapan gunung ini akan berhenti meletus. Namun ,kita dapat memperbandingkannya secara statistik dari hasil penelitian ahli gunungapi internasional, sehingga tampaknya Gunung Sinabung masuk dalam kelompok gunungapi yang berhenti meletus setelah ber-erusi pada kisaran waktu antara 1-6 bulan.